JEJAKKALTENG.COM, Sampit – Sebagai upaya untuk menanggulangi bencana jangka panjang, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaksanakan diskusi publik laporan antara penyusunan dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) yang dilaksanakan di Aquarius Boutique Hotel Sampit.
Dalam kegiatan tersebut turut hadir Asisten I Setda Kotim, Rihel serta Tim dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Palangka Raya, dan turut hadir juga dari Deputi Bidang Sistem dan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB.
Dalam sambutan, Rihel menyampaikan bahwa berdasarkan data yang ada Kalimantan Tengah dan secara khusus Kabupaten Kotim merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana yang tinggi seperti banjir, kebakaran hutan dan lahan dan abrasi.
“Kejadian bencana ini merupakan kejadian yang tidak pernah diharapkan dan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, oleh karena itu penyusunan RPB ini menjadi upaya jangka panjang untuk penanggulangan bencana tersebut,” kata Rihel, Selasa (3/9/2024).
Dijelaskan bahwa dokumen RPB merupakan dokumen 5 tahunan turunan dari Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) tahun 2020-2044. RIPB adalah rencana jangka panjang 25 tahunan yang memuat visi-misi, kebijakan dan strategi, juga peta pelaksanaan penanggulangan bencana.
“Dokumen RPB disusun berdasarkan hasil analisis risiko bencana, selain itu, RPB juga memuat upaya penanggulangan bencana yang dijabarkan dalam program kegiatan penanggulangan bencana dan rincian anggarannya,” jelasnya.
Lanjutnya, apabila dicermati bersama, dampak negatif dan kerugian akibat dari bencana pada dasarnya dapat dikurangi apabila memiliki data dan analisis yang memadai dalam hal perencanaan penanggulangan bencana.
“Dalam rangka itulah kita berkumpul bersama untuk menyusun dokumen RPB di Kotim ini, dan acara FGD pada hari ini merupakan lanjutan dari FGD rancangan awal atau laporan pendahuluan penyusunan dokumen RPB pada tanggal 30 Mei 2024 lalu,” ungkapnya.(JK)