JEJAKKALTENG.COM, Sampit – Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2023, angka prevalensi stunting di Kotawaringin Timur (Kotim) naik sebesar 35,5 persen. Menanggapi hal itu, Pemkab Kotim akan melaksanakan posyandu serentak untuk menyandingkan data tersebut.
“Insya Allah bulan Juni dan Juli ini kita sepakat akan melakukan suatu kegiatan yaitu gerakan posyandu serentak dan ini nantinya akan kita sandingkan data SKI, apakah memang presentasi sebesar itu atau lebih kecil,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim, Umar Kaderi, Kamis (9/5/2024).
Menurutnya, selama ini masih banyak balita yang tidak melakukan kunjungan ke posyandu. Maka dari itu, adanya gerakan posyandu serentak ini pihaknya akanĀ melakukan pendataan menyeluruh terhadap balita dengan cara jemput bola.
“Apabila balita itu tidak melakukan kunjungan ke posyandu otomatis dia tidak terdata, untuk kita berharap dengan adanya gerakan ini semua balita yang ada didata. Kemungkinan nantinya akan kita lakukan pendataan langsung ke rumah masing-masing,” jelasnya.
Umar menyebutkan satu-satu jalan untuk membantah data dari SKI hanya dengan cara melakukan posyandu serentak dan penimbangan terhadap seluruh balita.
“Tujuan kita melakukan posyandu serentak ini sebenarnya memang untuk mendapatkan data dan fakta yang sebenarnya di lapangan, sehingga itu nantinya akan menjadi argumentasi kita untuk membantah data dari SKI itu,” tegas Umar.
Selain itu, pihaknya juga akan tetap akan melakukan pemberian susu dan telur kepada balita maupun keluarga yang dianggap memerlukan, walaupun tidak sebanyak tahun lalu.
“Insya Allah tahun ini kita akan memberikan susu dan telur lagi, artinya itu hanya untuk stimulus atau pancingan saja. Untuk pemberian berkelanjutan mungkin nanti akan ada dari dana desa ataupun dari dana CSR,” tandasnya.(JK)