JEJAKKALTENG.COM, Sampit – Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Rimbun, menyoroti masalah bencana banjir yang sudah seringkali melanda wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur yang terjadi tiap tahun.
“Kalau masalah banjir ini menurut saya. Pertama penyebab banjir curah hujan yang
sangat tinggi, tidak usah jauh-jauh di Kotim sendiri dan wilayah Kabupaten sekitarnya
selalu mengalami hujan yang sangat ekstrim, pagi, sore, siang dan malam hujan
terus,” kata Rimbun.
Menurut politisi PDIP ini, penyebab lain bencana banjir ini dimungkinkan
penggundukan hutan, bisa oleh HPH, oleh masyarakat maupun oleh perkebunan. “Walau HPH itu dengan aturan-aturannya ada reboisasi dan mengamankan, menurut
saya itu adalah persoalan klasik saja, karena itu kan ada siklus pertumbuhan tanaman
pohon yang tumbuh di hutan yang sebagian besar fungsinya untuk menyerap air, namun kita ketahui sendiri mayoritas yang ada di tempat kita sekarang ini tanaman
kelapa sawit,” katanya.
Sementara itu terkait dengan masyarakat yang masih memanfaatkan kayu untuk
kebutuhan lokal karena kian tahun penduduk makin banyak, lapangan usaha yang
kompetitif, tentu saja mereka merambah apa yang mereka bisa mereka kerjakan,
daripada mereka tidak berusaha atau sebagai pencuri dan lain sebagainya, lebih baik
mereka berusaha.
“Karena semakin banyaknya jumlah penduduk tentu saja terjadi penebangan hutan dan
lain sebagainya. Dan itu saya yakini tidak mungkin hanya terjadi di Kabupaten Kotim
saja, di tempat lain juga terjadi juga bukan hanya di Indonesia tapi juga di seluruh
dunia,” tandas Rimbun.
Rimbun mengungkapkan, masalah banjir dan hujan ini terjadi misalnya penguapan akibat
dampak rumah kaca, suhu bumi ini menjadi naik, atau terjadi melelehnya es di kutup
lalu terjadi penguapam. Sehingga penguapan ini mungkin awan yang ada asalnya di daerah Afrika atau Atlantik, dibawa oleh angin ke Australia lebih dulu, kemudian dibawa lagi ke Papua Nugini terus tertiup lagi ke Kalimantan sampai hujan di wilayah Kalteng termasuk Kotawaringin Timur ini.
Legislator dari dapil IV tersebut menyebut, faktor lain terjadinya banjir juga karena dipengaruhi oleh pendangkalan sungai, Sungai yang semakin dangkal itu akan terus menyebabkan erosi.
“Karena itu hal ini sudah seharusnya menjadi tanggung jawab kita bersama untuk sama-sama menjaga kelestarian hutan serta menjaga kebersihan sungai agar tidak terjadi pendakalan sehingga apabila curah hujan tinggi dan banjir terjadi genangan airnya tidak berlangsung lama karena arusnya mengalir,” tutupnya.(JK)