JEJAKKALTENG.COM, Sampit – Anggota DPRD Kotawaringin Timur (Kotim), Hj Mariani menekankan bahwa penanganan anak putus sekolah perlu ditangani dengan keseriusan oleh pemerintah daerah maupun Dinas Pendidikan.
“Pada tahun 2023 lalu, Kotim sempat menduduki urutan tertinggi angka anak putus sekolah di Kalimantan Tengah dengan total 6 ribu lebih. Angka ini tidaklah sedikit bahkan sangat memprihatinkan,” kata Mariani, Selasa (3/9/2024).
Dirinya juga meminta peran aktif dari pihak sekolah juga harus dilakukan dengan cara mencari tahu penyebab anak putus sekolah tersebut, diharapkan anak itu masih tetap diajak bersekolah kembali.
“Tahun 2023 itu untuk total Drop Out (DO) sebanyak 2.391 orang dan lulus tidak melanjutkan ada 3.653 orang. Kita berharap jika sudah diketahui penyebab mereka berhenti sekolah agar dapat dicarikan solusinya, misal jika karena faktor ekonomi maka bisa diikutsertakan beasiswa pemerintah,” ucapnya.
Menurutnya, menekan angka putus sekolah bisa menjadi salah satu cara meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak di daerah ini. Hal ini juga sejalan dengan program pemerintah pusat yakni menuju Indonesia emas 2045.
“Dalam hal kebijakan pemerintah daerah harus mampu menetapkan kebijakan yang mendukung sistem pendidikan yang lebih baik dan memberikan akses yang lebih luas kepada anak-anak di seluruh daerah. Karena saat ini masih banyak anak-anak yang terhalang akses pendidikan karena faktor ekonomi, jarak atau kurangnya infrastruktur pendidikan yang memadai,” pungkasnya.(JK)