Beranda DPRD Kotawaringin Timur DPKP Kotim Diharapkan Bantu Petani Lampuyang Atasi Serangan Hama Ulat Pasak

DPKP Kotim Diharapkan Bantu Petani Lampuyang Atasi Serangan Hama Ulat Pasak

0
BERBAGI
Anggota DPRD Kotim dari Daerah Pemilihan (Dapil) III, Zainuddin.

JEJAKKALTENG.COM, Sampit – Petani di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kini tengah dilanda keresahan. Serangan hama ulat pasak membuat tanaman padi di wilayah tersebut mengering dan memutih. Kondisi ini dikhawatirkan akan menurunkan hasil panen secara signifikan.

Anggota DPRD Kotim dari Daerah Pemilihan (Dapil) III, Zainuddin, yang belum lama ini meninjau langsung ke lapangan, membenarkan kondisi tersebut. Menurutnya, sebagian petani memang telah memanen lebih dulu, namun tak sedikit yang masih menghadapi ancaman gagal panen akibat hama.

“Ketika saya turun ke sana, saya melihat banyak pohon padi yang sudah memutih akibat serangan ulat pasak. Kalau tidak segera ditangani, ini jelas akan berdampak pada hasil gabah yang diperoleh petani,” ujarnya, Sabtu (11/10/2025).

Politikus Partai Gerindra itu menegaskan, serangan hama tidak bisa dianggap sepele. Ia mendesak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kotim bersama para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk lebih aktif turun ke lapangan memberikan penyuluhan serta pendampingan sejak awal musim tanam.

“Penyuluhan itu penting supaya petani bisa mengenali gejala serangan hama sejak dini dan tahu langkah pencegahan maupun obat yang tepat digunakan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Zainuddin menambahkan bahwa semangat dan dukungan terhadap para petani juga harus terus dijaga. Desa Lampuyang sendiri dikenal sebagai salah satu lumbung padi andalan Kotim, bahkan mampu melakukan panen hingga tiga kali dalam setahun.

“Alhamdulillah, Lampuyang sudah bisa panen tiga kali setahun. Itu prestasi yang patut dipertahankan. Karena itu, pendampingan, penyuluhan, serta bantuan pupuk dan obat-obatan perlu dilakukan secara rutin,” tambahnya.

Selain persoalan hama, ia juga menyoroti kondisi infrastruktur pertanian seperti jalan usaha tani dan saluran drainase yang dinilai belum memadai. Menurutnya, sarana tersebut sangat penting agar kegiatan petani lebih lancar dan produktivitas meningkat.

“Jalan dan drainase harus dibenahi, karena petani adalah ujung tombak dalam menjaga ketahanan pangan daerah,” pungkasnya.(JK)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here